Tahukah kalian kawan Bonanza88, kalau Ford adalah perusahaan keluarga terbesar ke dua di dunia? Ya, bahkan di era modern seperti sekarang ini, keluarga Ford telah mengendalikan perusahaan tersebut sejak didirikan lebih dari 110 tahun yang lalu.
Namun, yang lebih menarik adalah bagaimana Ford bisa tetap bertahan dari dua perang dunia dan Depresi Besar. Pada artikel ini, Bonanza88 ingin mengajak kalian melihat sejarah yang kaya dari salah satu produsen mobil paling terkenal di dunia kebanggaan warga Amerika Serikat.
Kapan Ford didirikan?
Henry Ford membangun mobil pertamanya pada tahun 1896, yang disebutnya Quadricycle. Usaha pertamanya dalam manufaktur mobil adalah Detroit Automobile Company yang didirikan pada tahun 1899.
Perusahaan tersebut kemudian berganti nama menjadi Henry Ford Company pada tahun 1901. Namun, pada tahun 1902, Henry Ford berselisih dengan pendukung keuangannya. Dia pun memilih untuk meninggalkan perusahaan dengan hak atas namanya dan hanya 900 USD, di tahun 1902 itu uang yang cukup banyak.
Henry Ford berpaling ke teman Alexander Y. Malcomson untuk membiayai perusahaan mobil lain. Malcomson mengajak pamannya John Gray, yang adalah kepala bank tabungan Jerman-Amerika, untuk menjadi penanam modal mereka.
Maka, pada tahun 1903, Ford Motor Company didirikan dengan 12 investor yang memiliki 1000 saham. Pada tahun yang sama Ford Model A mulai diproduksi. Perusahaan mobil itu pun dengan cepat menancapkan namananya di dalam negeri dan meraih keuntungan besar.
Namun, ada gesekan internal dan ketika Ford dan Malcomson memperebutkan masa depan perusahaan. Malcomson langsung kalah dari persaingan ketika Gray malah memihak Ford. Gray juga kemudian justru menjual sahamnya ke Ford. Tak lama berselang, Ford pun dengan segera mengambil alih peran sebagai presiden perusahaan.
Ford tidak bertahan lama sebagai perusahaan domestik. Pada tahun 1904 mereka dengan segera melakukan ekspansi internasional dengan mendirikan Ford Kanada.
Lebih lanjut, pada tahun 1911 perusahaan itu benar-benar mulai berkembang menjadi nama besar di seluruh dunia. Mereka membuka pabrik di Irlandia, Inggris, dan Prancis pada tahun 1917. Denmark, Jerman, Austria, dan Argentina segera menyusul. Pabrik juga dibuka di Jepang, Afrika Selatan dan Australia pada tahun 1925.
Kepopuleran Ford pada era tersebut sukar disaingi oleh produsen otomotif mana pun. Pada tahun 1920, Ford memproduksi 50% mobil di AS dan 40% dari semua mobil Inggris. Faktanya, setengah dari semua mobil yang ada di jalan-jalan di Amerika Serikat adalah Ford Model Ts.
Ford di Perang Dunia Ke-2
Awalnya, Henry Ford menentang Perang Dunia Ke dua. Lagi pula, dia memiliki anak perusahaan di Jerman. Ford sendiri juga dikenal sangat menjaga hubungan dekat dengan Jerman sebelum perang, sampai pada titik di mana ia dianugerahi medali Grand Coss Eagle dari rezim Hitler.
Menariknya, seorang eksekutif Ford yang mengunjungi Jerman diberi tahu oleh seorang pejabat Nazi bahwa manajer pabrik di pabrik Ford di Cologne adalah orang Yahudi.
Saat perang pecah, Ford tetap ragu-ragu untuk membantu upaya perang dan secara pribadi memveto rencana untuk membangun mesin pesawat untuk pasukan Sekutu ketika Prancis jatuh. Namun, Pearl Harbor-lah yang menyebabkan perusahaan berkontribusi besar dalam upaya perang.
Perusahaan tersebut akhirnya turun tangan membantu pasukan sekutu dengan memproduksi 390.000 tank dan truk, 27.000 mesin, 270.000 Jeep dan ratusan dan ribuan suku cadang dan peralatan mesin.
Ford di Masa Kini
Jika Anda sudah menghitungnya, Anda mungkin menyadari bahwa Ford memiliki lebih dari 100 tahun pengalaman operasional. Yakinlah, perusahaan ini telah melihat semuanya.
Ford telah mengalami setiap perkembangan besar dalam industri otomotif. Mereka bahkan membantu dalam Perang Dunia II dan telah berperan penting dalam pengembangan infrastruktur Amerika.
Sayangnya, terlepas dari nama besarnya yang mendunia, Ford merupakan salah satu merek otomotif yang gagal berkembang di negeri kita.
Di Indonesia, Ford memasuki pasar dalam negeri pada tahun 2002. Saat itu Ford memiliki 35 staf dan menjual melalui 44 dealer waralaba. Hanya berselang 14 tahun, Ford Motor Company mengumumkan akan menutup operasi penjualannya di Indonesia pada akhir 2016.
Berakhirnya keberadaan mereka di Nusantara, menurut Bonanza88, lebih dikarenakan produk mereka gagal bersaing dengan merek lain di sini. Total penjualan pada tahun 2015 saja, mereka hanya mampu menjual 6000 unit. Itu hanya sekitar 0,6% dari total penjualan mobil baru di seluruh Indonesi di tahun tersebut.