Skandal Doping Angkat Besi Belum Usai, Cabor Ini Terancam Dicoret di Olimpiade

Doping Angkat Besi
Hou Zhihui. (Sumber: Mediaindonesia.com)

Masih ingatkah Anda dengan dugaan kasus doping yang menjerat atlet angkat besi asal China, Hou Zhinhui di Olimpiade Tokyo 2021 lalu? Kasus ini memang bukan kasus doping pertama yang ada di cabang olahraga angkat besi. Namun, kasus ini adalah kasus yang menjadi perhatian khalayak ramai bukan hanya Komite Olimpiade Internasional (IOC), Badan Anti-Doping Dunia (WADA), dan Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo (TOCOG).

Isu ini, sebagaimana yang dikabarkan oleh beberapa media India pada Rabu 28 Juli 2021 silam, lifter asal China ini diduga menggunakan doping saat bertanding perebutan emas angkat besi putri pada kelas 49 kg.

Sejumlah media India tersebut memberitakan bahwa Zhihui dalam tes doping sempel pertamanya menunjukkan hasil positif. Namun, ternyata media India pertama yang memberitakan kabar Zhinhui menjalani tes doping, ANI News mengakui kesalahan terkait berita hasil tes doping Zhinhui.

Meski begitu, masalah doping ini terus dibahas, sebab hingga sekarang, skandal doping di cabang olahraga angkat besi, belum dapat diselesaikan. Hal inilah yang membuat Angkat Besi, terancam dicoret dalam Olimpiade Paris 2024.

Masalah Doping Angkat Besi yang Berkepanjangan

Skandal doping yang ada dalam olahraga angkat besi memang sudah tidak asing lagi. Pasalnya, skandal semacam ini sudah ada sejak tahun 1920. Dan kini, skandal doping angkat besi yang menjerat atlet Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), mengancam cabor ini tidak akan dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024 mendatang.

doping angkat besi
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menghadiri pertemuan virtual Dewan Eksekutif di Olympic House di Lausanne, Swiss, pada 8 September 2021 (Sumber: Antaranews.com)

Ketua IOC juga telah mengungkapkan kekecewaannya terhadap Dewan IWF dan mengubah Piagam Olimpiade di ujung Olimpiade Tokyo 2020 untuk menuntaskan masalah tersebut.

Namun, pencoretan cabang olahraga Angkat Besi ini dari Olimpiade masih berada di tangan Dewan Eksekutif IOC dan juga hasil pemungutan suara dalam sesi IOC.

Angkat besi yang telah dipertandingkan di Olimpiade pada 1896 hingga kini, masa depannya di ujung tanduk. Sebab, IWF tak kunjung mengikuti rekomendasi yang telah diberikan oleh IOC.

Dikutip dari sport.okezone, bahwa kesabaran IOC telah habis meski petinggi IWF, Tamas Ajan telah mengundurkan diri dari posisi Presiden IWF. Sebab, mereka belum juga menyelesaikan masalah terkait doping yang merundung para atletnya.

Meski begitu, masih ada harapan, bahwa cabor ini tidak akan dicoret, sebab IOC pun masih memberikan banyak kesempatan IWF untuk menyelesaikan masalah doping angkat besi ini.

Apa Itu Doping? Kenapa Menjadi Perhatian Serius?

doping angkat besi
Ilustrasi Doping. (Sumber: Klikdokter.com)

Setelah mengetahui kasus doping angkat besi, mungkin Anda bertanya-tanya, apa itu doping? Dan mengapa doping menjadi bisa mengancam angkat besi dicoret dari olimpiade? Di sini akan dijelaskan mengenai doping dan bahayanya untuk para atlet, sehingga penggunaan doping ini diharamkan.

Apa itu doping? Mengutip dari laman BBC, doping ini merupakan zat terlarang yang biasa dikonsumsi oleh atlet guna meningkatkan performa dalam berolahraga.

Zat ini banyak jenisnya, paling umum yang digunakan untuk doping adalah agen androgenik, seperti steroid anabolik. Jika atlet mengonsumsi zat ini, dapat membuat mereka berlatih lebih keras, pulih lebih cepat, dan juga dapat membangun banyak otot.

Namun, penggunaan doping ini, adalah tindakan curang, sebab merusak sportivitas. Selain tidak sportif, doping memiliki dampak negatif untuk para atlet.

Pengertian Doping Secara Luas

doping angkat besi
Badan Anti-Doping Dunia. (Sumber: CNNIndonesia.com)

Doping menurut Badan Anti-Doping Dunia (WADA), doping berasal dari bahasa Belanda “dop” yang artinya minuman alkohol yang terbuat dari kulit buah anggur yang dulunya dikonsumsi oleh prajurit Zulu agar mereka lebih kuat dalam menghadapi pertempuran.

Hingga pada abad 20-an awal, istilah ini dikenalkan dalam pemberian obat-obatan terlarang pada kuda pacu.

Pada tahun 1999, WADA pun dibentuk untuk mengatur standar dalam anti-doping dengan tujuan mempromosikan, mengoordinasikan, dan memantau perjuangan melawan doping dalam segala bentuknya pada olahraga.

Dari sini, WADA setiap tahunnya memperbarui daftar zat dan juga metode doping yang dilarang. Zat dan metode yang dilarang, setidaknya mencakup dua dari tiga kriteria berikut:

  •         Zat atau metode yang dapat meningkatkan kinerja
  •         Menimbulkan ancaman kesehatan atlet
  •         Melanggar sportivitas olahraga

Jenis-Jenis Doping yang Dilarang

Masalah doping angkat besi memang tak bisa diremehkan begitu saja. Sebab, penggunaan doping itu sendiri dapat membahayakan atlet. Untuk itu, Anda juga perlu tahu beberapa zat yang dilarang oleh badan pengatur olahraga. Apa saja?

1. Stimulan

Zat yang satu ini merupakan zat doping yang bisa membantu dalam meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan atlet untuk mengatasi kelelahan. Stimulan ini dapat meningkatkan detak jantung dan juga aliran darah.

Menurut American College of Medical Taxiology, amfetamin sebagai salah satu stimulan, dapat membantu meningkatkan daya tahan kardio pernapasan.

Selain amfetamin, efedrin, dan kokain juga masuk ke dalam jenis stimulan. Mengonsumsi zat ini dapat memberi efek kecanduan dan dampak buruk bagi kesehatan.

2. Steroid Anabolik-androgen

Doping yang satu ini adalah zat yang dapat membantu atlet untuk berlatih dengan keras. Selain itu, dapat juga meningkatkan massa otot, kekuatan, dan dapat memulihkan tubuh lebih cepat.

Zat ini biasanya digunakan untuk menutupi cedera serius, sehingga atlet dapat pulih dengan cepat.

3. Diuretik

Jenis doping ini adalah doping yang dapat membantu untuk mengurangi efek samping dari garam dan/atau retensi air. Para atlet biasanya menggunakan ini untuk menghilangkan air dari tubuh. Selain itu dapat membantu mereka menurunkan berat badan agar lebih cepat memperoleh target berat badan tertentu.

4. Analgesik Narkotik dan Cannabinoid

Zat ini digunakan untuk menutupi rasa sakit yang disebabkan oleh cedera dan kelelahan. Sehingga penggunaan zat doping ini, dapat membuat atlet untuk tetap berolahraga meski tubuh mereka sedang mengalami kerusakan.

5. Peptida dan Hormon

Macam zat doping yang ini yang biasa digunakan adalah hormon pertumbuhan manusia (hGH), eritropoietin (EPO), insulin, human chorionic gonadotrophin (HCG), dan adrenocorticotrophin (ACTH).

Efek Samping Doping

Mengapa skandal doping angkat besi sampai berlarut-larut dan menjadi peringatan keras bagi Federasi Angkat Besi? Sebab, penggunaan doping kepada atlet dalam jangka panjang atau pendek, dapat membahayakan mereka.

Doping ini memiliki berbagai efek samping yang sangat bahaya. Apa saja efek samping dari doping ini?

1. Stimulan

Zat doping ini dapat meningkatkan tekanan darah yang ketika dikombinasikan dengan aktivitas fisik berlebihan, dapat menghambat pendinginan tubuh. Lambatnya pendinginan tubuh bisa menyebabkan dehidrasi dan juga sirkulasi darah akan berkurang. Jangka panjang, dapat menimbulkan kegagalan organ potensial, kolaps secara tiba-tiba, henti jantung dan napas, hingga kematian.

2. Steroid Anabolik-Androgen

Doping ini dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal, mengganggu keseimbangan hormon, menyebabkan kebotakan, jumlah sperma rendah.

3. Diuretik

Efek samping dari zat ini adalah dapat menyebabkan dehidrasi berat yang dapat menimbulkan berbagai masalah seperti ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, hipomagnesemia, aritmia jantung, hipotensi, asam urat, hingga hiperglikemia.

4. EPO

Penggunaan EPO dapat menyebabkan stroke, hipertensi, serangan jantung, emboli paru, serta kanker darah dan anemia.

Itulah beberapa efek samping yang sangat berbahaya ketika mengonsumsi doping. Dari sini, Anda dapat mengetahui, mengapa skandal doping angkat besi adalah masalah yang sangat serius dan harus segera diselesaikan agar tidak berkepanjangan. Serta dapat menghapus ancaman pencoretan cabor di Olimpiade Paris 2024 nanti.